Hidayah di Ujung Jalan: Kisah Mantan Preman yang Kembali ke Jalan Tuhan

Foto Ilustrasi 
Tanggamus portaltanggamus.id – Dalam kehidupan sosial yang keras di lingkungan pasar tradisional Tanggamus, nama “Anton” (bukan nama sebenarnya) sempat menjadi momok yang menakutkan. Pria bertubuh kekar dengan sorot mata tajam ini dikenal luas sebagai preman yang tak segan menggunakan kekerasan demi mempertahankan wilayah kekuasaannya. Selama lebih dari satu dekade, ia terlibat dalam pungutan liar, perkelahian jalanan, hingga aktivitas dunia malam yang jauh dari nilai-nilai moral.

Namun kehidupan Anton mengalami titik balik drastis setelah peristiwa duka yang mendalam: wafatnya sang ibu karena sakit keras. Kejadian itu, menurut pengakuannya, mengguncang hatinya secara mendalam.

“Saya melihat ibu dimakamkan, sementara keluarga menangis dan berdoa. Untuk pertama kalinya saya merasa takut... bukan takut dipenjara atau dilukai, tapi takut mati dalam keadaan buruk. Takut apa yang akan saya hadapi nanti di akhirat,” tuturnya dengan suara lirih.

Pasca pemakaman, Anton mulai mengubah rutinitasnya. Ia sering terlihat duduk di luar masjid dekat rumahnya, diam-diam mendengarkan ceramah malam. Lama-kelamaan, ketenangan yang ia rasakan membuatnya memberanikan diri masuk dan berinteraksi langsung dengan pengurus masjid.

“Saya datang bukan karena merasa suci, tapi karena saya merasa hancur dan ingin diperbaiki,” ujarnya.

Dengan bimbingan dari para ustaz dan dukungan masyarakat sekitar, Anton mulai meninggalkan dunia kelam yang selama ini membelenggunya. Ia meminta maaf kepada orang-orang yang pernah ia lukai, menjauhi teman-teman lama yang mengajaknya kembali ke jalan yang salah, dan mulai mengais rezeki secara halal dengan berjualan makanan ringan di pinggir jalan.

Tak sedikit yang meragukan niat baiknya. Beberapa bahkan menganggap perubahan itu hanyalah pura-pura. Namun Anton memilih untuk tetap istiqamah.

“Dulu saya sangat keras kepala. Tapi sekarang saya sadar, keras itu bukan kekuatan sejati. Kekuatan sejati itu adalah menundukkan ego dan meminta maaf atas kesalahan kita,” ungkapnya.

“Allah membolak-balikkan hati manusia. Kalau Dia sudah beri hidayah, tak ada yang bisa menghalangi,” tandasnya, tersenyum penuh syukur.

Kisah Anton menunjukkan bahwa setiap manusia, seburuk apa pun masa lalunya, memiliki kesempatan untuk berubah. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, perjalanan hijrah seperti ini menjadi pengingat bahwa harapan selalu ada selama manusia mau membuka hati dan mencari cahaya-Nya. (RA)

0 Response to "Hidayah di Ujung Jalan: Kisah Mantan Preman yang Kembali ke Jalan Tuhan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel